Gerakan Pilar Ke 3 Muhammadiyah di Abad 21
Terlalu sering terdengar suara bising di kupingku yang menyebut kita kader IMM sebagai Ikatan
Mahasiswa Manja di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) atau Ikatan Mahasiswa Munafik (IMM). Memukul rata seolah
semua kader seperti itu. Hampir
setiap tahun mendengar cibiran yang tentu saja membuat telinga panas dan geram hati. Akan tetapi kita tidak bisa sembarangan menangkis atau mematahkan cibiran tersebut. Bila
kita resapi, hayati dan pikirkan secara mendalam sebenarnya kitalah yang bergotong royong dan menjadi sumber utama
perkataan
cibiran itu keluar dari mulut dan
pikiran mereka.
Kalau kita berpikir mundur kebelakang, memperhatikan kader-kader ikatan setingkat cabang atau kota madya. Mereka masih
menggerogoti sumber pendanaan mahasiswa yang seharusnya bisa
diserahkan kepada LSO atau Komisariat. Dana tersebut dapat diolah di laboratorium
keusahawanan dan digunakan untuk
pengembangan, pembinaan dan pemenuhan pemantik untuk mengasah kemampuan
kader. Ikhtiar tersebut dapat menciptakan kemandirian ekonomi organisasi dan melahirkan kader yang
berkualitas. Akan tetapi ketidakpercayaan mahasiswa di PTM untuk membumikan
gerakan lab kemandirian keusahawanan memandekkan ikhitar tersebut.
Kita pahami sama-sama dalam tubuh Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) di PTM kehadiran
BUMI ( Badan Usaha Milik Ikatan ) wajib dan
resmi di adakan oleh PTM untuk diperdayakan oleh IMM setempat. Adanya BUMI ini bertujuan agar terciptanya ekonomi yang mandiri. Dengan media
sesuai generasi kita. Karya dan inovasi dari setiap ide-ide kader
untuk menghidupi kebutuhan asupan program organisasi diolah di dalam lab keusahawan ini karena selain untuk
menambah pemasukan kas, lab ini juga berperan penting sebagai tempat belajar
bagi semua kader.
Maka perdayakanlah BUMI kita untuk usaha kemandirian dan saling gotong royong dalam menghidupi Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) kita. Salah satu caranya dengan aktif berkontribusi di dalamnya karena ekonomi keummatan harus di sadari dari diri kita sendiri dari mulai membeli, menjual, dan mempromosikan. Atau bisa dengan membuat usaha di luar kampus, bekerja sama dengan keluarga besar ummat islam.
Maka, kita bisa membantah perlahan satu demi satu kata kata yang
mencibir kita sebagai “Ikatan Mahasiswa Manja”.
"Hidup hidupilah Muhammadiyah, Jangan mencari kehidupan
dalam Muhammadiyah” sebuah kata ideologis dari doktrinisasi dan dogma yang
terus dikembangkan dari bawah hingga semakin pudar. Bangunlah konsep gagasan
ekonomi di era kita masing-masing agar relevan dengan zaman dan tidak terlepas dari hukum islam itu sendiri. Seyogianya juga tidak mengklaim atau mengambil hak segala hak yang ada setelah
selesai dari suatu periode pengurusan.
Berlakukanlah hukum islam dan jadikanlah islam sebagai
jalan hidup, aturan hidup kita dalam berorganisasi di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.
Maka lambat laun kita akan membantah
perkataan bahwa kita adalah kader IMM Ikatan Mahasiswa Munafik. Masifkan
gerakan keislaman dalam tubuh Ikatan yang didasari dari ekonomi yang mandiri
untuk gerakan gerakan kita selanjutnya seperti gerakan sosial
(Al-Ma’un).
Merdekakanlah dirimu sendiri, lalu ajak lah orang lain untuk merdeka bersama-sama.
Karena telah disempurnakan agama (Islam) oleh Allah
subahanahhu wa ta’ala.
Termaktub dalam surah Al-Maidah ayat ke 3.
Posting Komentar untuk "Gerakan Pilar Ke 3 Muhammadiyah di Abad 21"